Behavior Contracts

Wednesday 29 August 2012
BEHAVIOR CONTRACTS
Setiap guru memiliki setidaknya satu siswa yang menantang di kelasnya, seorang anak yang membutuhkan perhatian tambahan dan cara yang insentif untuk mengubah kebiasaan perilakunya. Dia bukan anak-anak nakal, hanya anak-anak yang membutuhkan dukungan ekstra dan disiplin.
Kontrak perilaku (behavior contracts ) dapat membantu Anda mengubah perilaku para siswa sehingga mereka tidak lagi mengganggu pembelajaran di kelas Anda. Dengan demikian, perlahan tapi pasti, anda dapat mengendalikan dan melihat perubahan pada anak tersebut. Kontrak perilaku (behavior contracts ) adalah perjanjian dua orang atau lebih untuk bertingkah laku dengan cara tertentu dan untuk menerima hadiah bagi tingkah laku itu. Kontrak ini menegaskan harapan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi dan konsekuensinya.
 Untuk menghindari kesalahpahaman, kontrak harus berisi pernyataan tertulis yang menggambarkan secara tepat tingkah laku yang diharapkan. Di dalamnya berisi tingkah laku yang harus dilakukan dan tingkat kriteria yang harus dicapai. Setelah berdiskusi tentang kriteria, siswa harus memahami metode atau instrumen yang akan digunakan untuk mengevaluasi. Kontrak tersebut juga harus mencakup jenis, jumlah, dan metode reinforcement.
Selain hal diatas, tanggal sementara dan review akhir harus dicantumkan dalam kontrak. Tanggal sementara digunakan guru untuk memantau kemajuan dan kemungkinan dilakukannya negosiasi ulang jika tingkah laku yang diharapkan tidak realistis,atau jika ada komponen instruksional yang akan ditambahkan. Mencantumkan tanggal review akhir berfungsi untuk menetapkan batas waktu bagi siswa dalam memenuhi syarat-syarat kontrak. Setelah syarat-syarat kontrak telah dibahas dan dituliskan, guru harus menjawab semua pertanyaan siswa. Untuk memastikan bahwa mereka memahami persyaratan kontrak, siswa harus membacanya kembali dan kemudian menyatakannya kembali dengan kalimat yang berbeda. Jika dalam proses ini dihasilkan pernyataan yang sangat berbeda, maka kontrak harus ditulis ulang dalam bahasa lebih mudah. Setelah kontrak selesai, guru dan siswa harus menandatanganinya, dan masing-masing harus memiliki salinan.
Alberto&Troutman (2009) menyarankan aturan dasar untuk penggunaan reinforcer dalam kontrak, yaitu :
1.     Reward harus segera diberikan. Hal ini merupakan salah satu unsur penting dari reinforcer yang efektif, yaitu harus diberikan segera setelah munculnya tingkah laku yang diinginkan
2.     Kontrak awal harus berisi hal-hal yang ringan, dan berikan reward pada hal-hal tersebut. Terutama bagi tingkah laku baru yang belum pernah dilakukan siswa, kriterianya jangan terlalu tinggi atau terlalu luas
3.     Reward diberikan sering dan dalam jumlah yang kecil. Homme menyatakan bahwa lebih efektif memberikan reinforcement dalam jumlah sedikit tapi sering, karena akan mempermudah dalam mengawasi perubahan tingkah laku
4.     Lebih menekankan pada penyelesaian tugas, bukan sekedar melakukannya saja. Kontrak berfokus pada pencapaian yang menyebabkan kemandirian. Oleh karena itu, kata-kata yang tepat seharusnya, "Jika kalian menyelesaikan tugas ini, maka kalian akan mendapatkan......”, bukannya "Jika kalian melakukan apa yang saya katakan, saya akan memberi kalian ......."
5.     Reward diberikan setelah perubahan terjadi
Karakteristik dari kontrak bagus di antaranya yaitu,
1.     Kontrak harus adil. Bobot sebuah reinforcement harus sesuai dengan tingkah laku yang diharapkan
2.     Kontrak harus jelas. Kerancuan dalam kontrak dapat mengakibatkan perbedaan pendapat, jika pemahaman yang sama tidak dapat tercapai, siswa bisa tidak mempercayai sistem reinforcement atau bahkan tidak mempercayai gurunya
3.     Kontrak harus jujur. Menurut Homme, kontrak yang jujur adalah kontrak yang segera dilakukan dan sesuai dengan isi perjanjiannya
4.     Kalimat dalam kontrak harus positif. Misalnya “Saya akan melakukan.... jika kamu melakukan.....”, sedangkan contoh yang salah misalnya “Saya tidak akan melakukan.... jika kamu melakukan......”, atau “Jika kamu tidak melakukan.... maka saya akan.....”
5.     Kontrak harus digunakan secara sistematis. Apabila tidak diterapkan dengan sistematis dan konsisten, sistem reinforcement hanya akan menjadi seperti sebuah permainan tebak-tebakan bagi siswa
Keuntungan dari kontrak dalam sistem reinforcement, antara lain :
1.     Merupakan dokumen permanen yang mencatat variable-variabel yang bisa digunakan sebagai bahan konsultasi oleh guru dan siswa
2.     Proses negosiasi yang terjadi dalam kontrak dapat memungkinkan siswa untuk melibatkan diri mereka sebagai partisipan aktif dalam proses pembelajaran, karena mereka dapat ikut serta dalam menetapkan tujuan-tujuan
3.     Penulisan kontrak menekankan individualisasi instruksi
4.     Kontrak bisa menjadi dokumen sementara yang berisi pernyataan tujuan-tujuan yang hendak dicapai siswa saat ini, dan dapat dimanfaatkan bersama dengan orangtua

Sumber: Alberto, P.A. & Troutman, A.C. 2009. Applied Behavior Analysis for Teachers (8th ed.). Columbus, OH: Merril
Konseling Indonesia